1. A) Definisi Teori Logistic Management
* Manajemen logistik Menurut Cadapted, CLM dalam Ballov, 1992:4)
adalah Suatu merupakan proses perencanaan, pelaksanaan, dan mengendalikan dan pengawasan yg efektif dan efisien terhadap penyimpanan dan aliran bhn mntah, brng dlm proses dan produk akhir berikut pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.
*) Donald J.Bowersok (1978), Logistic Management didefinisikan sebagai ’Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahaan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari supplier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan’ (Bowersox, 1978, P.13)
B) Definisi Teori Supply Chain Management (Steven, G.C. “Integrating the supply chain”, International journal of physical distribution and material management, Vol.19, No.8,1989.
* Ross (1998): SCM adalah filosofi management yg secara trs menerus mencari fungsi2 sumber bisnis yg kompeten untuk digabungkan baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan seperti mitra bisnis yg berada dlm satu supply chain untuk memasuki sistim suplly yg berkompetitif tinggi dan memperhatikan kebutuhan pelanggan, yg berfokus pada pengembangan solusi inovatif dan sinkronisasi aliran produk, jasa dan informasi utk menciptakan customer value yg unik.
* Martin (1998): SCM adalah jaringan organisasi yg melibatkan hubungan upstream dan downstream dalam proses dan aktifitas yg berbeda yg mmberi nilai dalam bentuk produk dan jasa pada pelanggan paling akhir.
C) Perbedaaan Logistic management dan supply chain management:
Secara prinsip tidak ada perbedaan yg mencolok antara management logistic dan SCM.
Management logistic lebih memfokuskan pada pengoptimalan kerangka kerja berupa pembuatan rencana tunggal untuk aliran produk dan informasi didalam perusahaan.
Sedangkan SCM merasa tidak cukup dg integrasi bagian dalam saja, salah satu tujuan SCM adalah mengurangi atau bahkan menghilangkan persediaan/buffer yg terlibat antara department dalam satu rantai dg cara saling membagi informasi mengenai demand dan persediaan yg ada sekarang.
2) A) Management Inventory adalah kegiatan pengelolaan persediaan/inventaris dari suatu perusahaan untuk memelihara dan mengendalikan atau juga suatu teknik pemesanan dan pemantauan barang2 persediaan dalam kuantitas, jumlah dan waktu sesuai yg direncanakan atau kebutuhan yg diinginkan.
B) Fungsi Management inventory dalam SCM:
- Proteksi, yg memungkinkan material yg diperlukan tersedia dalam jumlah yg cukup sesuai
dg permintaan utk operasi yg berkelanjutan.
- Ekonomi, yg memungkinkan biaya terendah utk produk dg cara pemesanan jumlah yg
paling ekonomis pada saat pembelian barang
- memungkinkan pelayanan yg optimal kpd para pelanggan baik dari pihak internal maupun
External
- Antisipasi, untuk memastikan ketersediaan barang pada waktu diperlukan.
- Memperoleh (Procure) bahan2 dg cara menetapkan procedure utk memperoleh bahan2 yg
cukup baik secara kualitas maupun kuantitas.
B) Definition of Forecasting demand:
Demand forecasting is the activity of estimating the quantity of a product or service that consumers will purchase
Forecasting demand adalah adalah proses untuk memperkirakan kualitiy produk atau layanan yg akan dibeli oleh konsumen atau juga proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa
C) Funsi management inventory adalah Menjaga keseimbangan antara besar kapasitas penawaran dengan jumlah permintaan
Hubunganya dg forecasting demand.
1. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian
- Apabila permintaan telah diketahui maka persediaan barang dalam proses
dan barang jadi akan disesuaikan dengan permintaan
- Safety stock dapat mengatasi hal diatas tanpa adanya campur tangan dari bagian
produksi. Demikian juga dengan persediaan bahan baku yang akan menyerap
seandainya ada gejolak dari pemasok
2. Memberi waktu luang untuk pengelola produksi dan pembelian
3. Untuk mengantisipasi perubahan pada demand dan supply