IRTC, GULF OF ADEN AND SOMALIA PIRATES
Bagi yg pernah berlayar melintasi Teluk aden sudah pasti mengenal dan
tidak asing dg kalimat diatas.
Jumát, 13 February 2015 Jam 15.00 UTC, kami berlayar memasuki IRTC (Internationally
Recommended Transit Corridor) yg terletak di Teluk Aden. Cuaca begitu
bersahabat, angin berhembus pelan dari arah Barat dg kecepatan 5 – 10 Knots, langit
berawan berhias awan2 Cirro Cumulus dan Cumulous Nimbus yg menjulang diangkasa dan
ketinggian ombak tidak lebih dari 0.5 M. Nampak ikan2 dolphin/lumba2
berlompatan menghampiri seolah2 menyambut kedatangan kapal kami di wilayah
mereka yg terkenal ganas dg “Somalia Pirates”.
Segala persiapan telah kami lakukan sebelumnya untuk menghadapi hal2 yg
tdk diinginkan, dari latihan ISPS/Security “Hijacking Drill”, Review SSP,
Security assessment, BMP4, menutup dan mengunci semua pintu2 kedap air
(Watertight door) dari dalam, mematikan lampu2 di deck selain navigation light
dan berjaga2 dg penuh waspada terutama terhadap kapal2 yg mematikan AIS atau
kapal2 ikan (Ada kemungkinan kapal2 tersebut adalah bagian dari perompak
Somalia)
Sore itu saya begitu tenang ketika kapal memasuki IRTC dikarenakan
kapal kami terus dibuntuti dan dipantau oleh Navy (Kapal perang) dg jarak
sekitar 5 Mile laut.
Namun begitu tengah malam jam 21.00 UTC, kapal Navy itupun menjauh
pergi, suasana yg tenang di teluk aden begitu terasa mencekam, laut yg begitu
tenang dan gelap gulita membuat hati semakin gundah (Dari berita2 yg ada justru
aktivitas perompakan kapal terjadi ketika cuaca laut yg tenang, perlu dikatahui
bahwa perompak2 ini menggunakan speed boat kecepatan tinggi untuk mengejar,
merompak kapal dan menjadikan crew sebagai hostage/tawanan utk tebusan).
Kapal2 yg tadinya ramai melintas tiba2 sepi, sesekali saya menekan
tombol AIS untuk melihat data2 kapal yg kebetulan berpapasan, dimonitor AIS
saya dapat informasi bahwa kapal2 tersebut dikawal oleh “Armed Guard on Board”
dan kecepatan rata2 diatas 18 Knots. Berdasarkan statistic dari MSCHOA
hampir bisa dipastikan untuk kapal2 dg
kecepatan diatas 18 Knots, bajak laut akan kesulitan mengejar atau naik keatas
kapal. Namun tidak dg kapal kami, kami melintas di teluk aden tanpa ada
pengawal bersenjata. Walaupun begitu kami sudah terdaftar dalam MSCHOA (Marine
Security Centre Horn of Africa) dan inilah yg membuat hati jd sedikit tenang.
Sekitar dini hari menjelang subuh, tiba2 dikejauhan nampak samar2 dimonitor
Radar ARPA, ada Echoes target 3 kapal ikan tepat berada dihaluan kapal dg jarak
sekitar 8 Miles, padahal beberapa kali saya teropong keluar untuk memastikan
namun yg nampak hanya gelap gulita, mungkin kapal ikan ini sengaja mematikan
lampu2 agar kehadiranya tidak diketahui oleh siapapun. Saya naikan Gain dan
kurangi A/C Rain & A/C Sea RADAR guna memperjelas penampakan ini, berdasarkan
informasi di ARPA ke-3 kapal ikan ini menuju kearah kami dg CPA 0.1 Miles dan
TCPA 23 Menit, 3 kapal ikan ini berbaris seolah menghadang laju haluan kapal
kami, 1 kapal ikan tepat berada di haluan kapal sedangkan 2 lainya masing2
berada di sisi kiri dan kanan haluan. Perasaan pun campur aduk saat itu, saya
mendekati Radio, Telephone satellite dan SSAS (Ship Security Alert System)
untuk berjaga2 jika benar kapal2 itu adalah bajak laut, maka saya bs dg cepat
memancarkan Distress Signal kepada kapal2 perang yg berjaga dikawasan Gulf of
Aden, serta menelpon DPA/CSO (Company Security Officer). Kapal ikan itupun
semakin mendekat, saya nyalakan lampu sorot dan saya arahkan tepat kekapal
tersebut, sengaja saya melakukan ini agar mereka menyadari bahwa kehadiranya
sudah kami ketahui yg artinya kami siap menyambut kedatangan mereka, dg begitu
mereka akan berpikir ulang untuk mendekati kami, ternyata cara saya ini begitu
ampuh, kapal2 ikan yg saya curigai sbgai bajak laut itu tiba2 tdk melakukan
pergerakan lagi, Saya rubah haluan kapal kekanan 5 Derajat untuk menghindari
kapal ikan yg tepat di haluan kapal. Mereka hanya diam sampai kapal kami benar2
melintas disamping kapal mereka, saya ambil teropong, dari teropong nampak
jelas bahwa dibelakang ke-3 kapal ikan itu masing2 memiliki 3 buah speed boat
yg diikat diburitan kapal.
Dan saya bernapas dg lega ketika akhirnya ke-3 kapal ikan itupun bergerak
menjauh.
Pada hari Minggu, 15 February 2015 jam 1500 UTC, Alhamdulillah kami
berlayar dg selamat melintasi Teluk aden Somalia dan keluar dari jalur IRTC
untuk selanjutnya menuju Suez Canal - Egypt.
Siapapun sudah begitu mengenal atau paling tidak pernah mendengar
keganasan bajak laut/pirates Somalia dikawasan teluk aden, sudah banyak kapal2
yg menjadi korbanya termasuk kapal Indonesia yaitu MV. Sinar Kudus pada maret
2011 silam.
Saya akan bercerita tentang sedikit procedure keselamatan untuk
melewati IRTC/Security Convoy (Internationally Recommended Transit Corridor) “Gulf
of Aden”.
IRTC “INTERNATIONALLY RECOMMENDED TRANSIT CORIDOR”, GULF OF ADEN AND
SOMALIA PIRATES:
Perairan Teluk Aden membentang diantara Yaman dan Somalia, dimana
disisi Selatan adalah Somalia sedangkan disisi Utara adalah Yaman.
Nama Aden sendiri mungkin namun saya tidak tahu pasti diambil dari
sebuah nama pelabuhan yg berada di Yaman, yaitu “Aden Harbour”
Untuk mempermudah gambaran teluk aden berikut adalah gambaran peta
lokasi “Anti Piracy Chart” yg dilengkapi dg HRA (High Risk Area – Somalia
Pirates)
Gulf of Aden ini menjadi perairan yg sangat penting bagi jalur
pelayaran dikarenakan merupakan akses satu2nya untuk menuju Red Sea (Laut
merah) dan Suez Canal yang merupakan transit bagi kapal2 untuk menuju kawasan
Mediteranian Sea dan Eropa.
Kemudian seiring dg meningkatnya “Pirates Activity” dikawasan Teluk
Aden, maka dirancanglah sebuah jalur pelayaran yg menyerupai TSS “Traffic
Separation Schemes”, selanjutnya dinamakan “IRTC/Security Convoy”. Guna
memudahkan operasi kapal militer (Navy) jika terjadi “Hijacking/Pembajakan”
oleh Perompak Somalia.
"Maritime attacks are on the increase. Pirates are more aggressive. The
financial impact is significant and increasing. Military solutions are weak–
they can’t be everywhere at the same time and private sector solutions are
non–existent".
Itulah sebuah alasan utama dirancangnya IRTC, dikarenakan pihak militer
tidak bisa selalu ada diwaktu dan tempat yg sama ketika terjadi serangan dari
para perompak, padahal IRTC sendiri membentang sepanjang Teluk Aden dg jauh
sekitar 492 Miles (911.184 KM). Bayangkan seandainya perompakan terjadi pada
saat bersamaan namun lokasinya berbeda/jauh, sementara kapal perang (MSCHOA –
MSCHOA adalah merupakan tentara gabungan dari UN dan NATO) yg bertugas disana
hanya beberapa kapal saja, tentunya kapal dg lokasi paling jauh akan menjadi korban.
Selain daripada itu IRTC juga merupakan jalur pelayaran international,
dengan demikian pihak keamanan yg nota bene berasal dari Multinational (Tentara
gabungan/UN/PBB) tidak akan kesulitan
ketika melakukan operasi militer guna membebaskan kapal tawanan perompak, lain
halnya bila kapal2 berlayar berdekatan sepanjang wilayah territory Yaman, maka
operasi militer akan dianggap pelanggaran kedaulatan suatu Negara.
Bagi kapal2 yg oleh perusahaan sudah disediakan pengawalan “Armed
Security Guard on Board” dan kecepatanya tinggi (Lebih dari 18 Knots) maka
tentunya bukan masalah mau menggunakan jalur IRTC ataukah tidak, namun demi keselamatan
lebih baik tetap berlayar sepanjang jalur IRTC walaupun tidak melakukan
registrasi ke MSCHOA (Maritime Security Centre Horn of Africa) terlebih dahulu.
Kapal2 dengan kecepatan kurang dari 18 Knots, freeboard rendah dan
tidak dikawal oleh pengawal bersenjata, maka sebaiknya CSO (Company Security
Officer) mendaftarkan/registrasi kapalnya ke MSCHOA guna ikut dalam “IRTC
Security Convoy”. Karena kapal dg spesifikasi tersebut sangat rentan/mudah
untuk di bajak.
Sebelum membahas IRTC/Security Convoy lebih jauh, sekali lg perlu
diketahui bahwa, kapal apapun jenisnya (Besar, kecil, slow speed, high speed,
tanker, cargo, VLCC, Passenger, dll) boleh melintas dijalur IRTC tanpa
melakukan registrasi/laporan terlebih dahulu ke MSCHOA, namun demi keselamatan adalah
sangat disrankan untuk melakukan registrasi Security Convoy.
IRTC “INTERNATIONALLY RECOMMENDED TRANSIT CORRIDOR” – GULF OF ADEN.
IRTC terdiri atas dua jalur terpisah yaitu “Eastbound dan Westbound
Transit”, setiap jalur memiliki lebar 5 NM dan dipisahkan oleh bagan pemisah
(Buffer Zone) selebar 2 NM.
IRTC ini membentang sepanjang Teluk Aden dg jauh sekitar 492 Miles (911.184
KM).
“The corridor is not marked or
defined by navigational aids, and is not intended to be a TSS. However to make
warship patrols more effective, vessels transiting the GOA are strongly
recommended to adhere to the Transit Corridor and Group Transit guidelines.”
Kapal2 yg transit di GOA (Gulf of Aden) sangat2 direkomendasikan untuk
mengikuti pedoman berikut ketika berlayar sepanjang IRTC.
The IRTC Entry Point Coordinates.
IRTC “Point A” – EASTBOUND
SECURITY CONVOY
Kapal2 yg berasal dari Laut merah/Red Sea selanjutnya disebut sebagai “IRTC
EASTBOUND”, memasuki IRTC pada “Point A”,
IRTC Entry Point Coordinates untuk “Point A” berada pada posisi “ 11
50.00 N / 045 00.00 E
IRTC Leaving Point Coordinates berada pada posisi “ 14 20.00 N / 053
00.00 E.
Dengan memasukan kedua waypoint diatas di Passage plan, maka Haluan
Sejati (True Course) kapal sepanjang IRTC Eastbound adalah 072 Derajat.
Sedangkan limit untuk Lane/Jalur IRTC EASTBOUND CONVOY adalah:
Limit jalur/lane sisi kiri berada pada coordinates “ 11 53.00 N / 045
00.00 E ” sampai dg coordinates “14 23.00 N / 053 00.00 E ”
Limit jalur/lane sisi kanan berada pada coordinates “ 11 48.00 N /
045.00 E “ sampai dg coordinates “ 14 18.00 N / 053 00.00 E “
IRTC “Point B” – WESTBOUND
SECURITY CONVOY.
Kapal2 yg berasal dari Arabian Sea dan Indiana Ocean menuju ke Red Sea,
Selanjutnya disebut sebagai “IRTC WESTBOUND SECURITY CONVOY”. Memasuki IRTC
pada “Point B”
IRTC Entry Point Coordinates untuk “Point B” berada pada posisi “ 14
28.00 N / 053 00.00 E
IRTC Leaving Point Coordinates berada pada posisi “ 11 58.00 N / 045
00.00 E.
Dengan memasukan kedua waypoint diatas di Passage plan, maka Haluan
Sejati (True Course) kapal sepanjang IRTC Westbound adalah 252 Derajat.
Sedangkan limit untuk Lane/Jalur IRTC WESTBOUND CONVOY adalah:
Limit jalur/lane sisi kiri berada pada coordinates “ 14 25.00 N / 053
00.00 E ” sampai dg coordinates “11 55.00 N / 045 00.00 E ”
Limit jalur/lane sisi kanan berada pada coordinates “ 14 30.00 N / 053.00
E “ sampai dg coordinates “ 12 00.00 N / 045 00.00 E “
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada peta2 berikut ini:
BA Chart No.6 :
Gulf of Aden
BA Chart No.2970 :
Eastern Approaches Gulf of Aden
BA Chart No.3784 :
Ra’s Al Kalb To Ra’s Mirbat.
Pastikan peta2 tersebut adalah terbitan yg terbaru, karena coordinates
yg disebutkan diatas adalah merupakan “Transit Corridor yg terbaru” pada peta
edisi terbaru pula, sedangkan terbitan lama/Jadul dikhawatirkan masih
menggunakan “Transit Corridor yg lama”, untuk memastikan peta2 tersebut masih
menggunakan Transit Corridor yg baru atau lama bisa dilihat/bandingkan pada
gambar berikut ini:
Picture of Location New IRTC (Internationally Recommended Transit Corridor)
Kapal2 yg sudah melakukan registrasi ke MSCHOA, 24 jam sebelum sampai
pada “Point A dan Point B” akan mendapatkan email dari MSCHOA mengenai Daftar
nama2 kapal yg tergabung dalam Group Transit tersebut. Informasi yg diperoleh
dari email tersebut bersifat “Strictly Confidence / Sangat Rahasia” dan tidak
boleh disebar luaskan karena menyangkut keselamatan kapal.
Dalam email tersebut ada Guidance yg harus dipatuhi jika ingin
tergabung dalam “Group Transit”. Yakni menyangkut tentang ETA di “Point B atau
Point A” beserta kecepatan yg diminta selama transit di IRTC.
Saya tidak bisa sebutkan disini pada jam2 berapa saja kapal2 harus
sampai dipoint2 yg telah ditelah ditentukan diatas karena memang semua
informasi ini bersifat rahasia dan jangan sampai scenario transit itu diketahui
oleh para perompak.
Kapal2 “Group Transit”dg kecepatan rendah akan sampai terlebih dahulu
di “Point A dan Point B”, kemudian selang beberapa jam disusul kapal2 dg
kecepatan yg lebih tinggi, begitu seterusnya sampai kapal2 dg kecepatan paling
tinggi akan memasuki IRTC pada jam yg paling akhir.
Maksud scenario ini adalah, Perbedaan waktu pada masing2 group sudah dihitung
sedemikian rupa untuk memastikan kapal2 tersebut akan memasuki daerah “The
Greatest Danger Area” pada waktu yg bersamaan ketika dini hari menjelang subuh
tanpa memandang perbedaan kecepatan masing2 group, baik itu Eastbound mapun
westbound semua akan bertemu (Saling menyusul dan berpapasan) secara bersama2
didaerah dan waktu yg paling rawan pembajakan berdasarkan statistic dari MSCHOA.
Untuk lebih jelasnya, kapal yg paling terakhir masuk IRTC adalah kapal
paling cepat, kapal2 ini akan menyusul kapal2 dg kecepatan lebih lambat pada
lokasi “The Greatest Danger Area”, Pun begitu dengan kapal yg memasuki IRCT
Point A dan Point B mereka juga akan saling berpapasan di “The Greatest Danger
Area” pada waktu yg hamper bersamaan. Sehingga semua kapal2 ini akan secara bersama
melewati daerah paling berbahaya tersebut. Hal ini akan memudahkan kekuatan
militer untuk memposisikan dirinya guna melindungi kapal2 dari serangan
perompak dan memberikan bantuan jika terjadi serangan.
HANYA KAPAL YANG MELAKUKAN REGISTRASI KE “MSCHO – MARINE SECURITY CENTER
HORN OF AFRICA”, AKAN MENGETAHUI SCENARIO KESELAMATAN INI KETIKA MELEWATI IRTC,
UNTUK ITU SANGAT PENTING BAGI KAPAL2 YANG “HIGH RISK”MELAKUKAN REGISTRASI
TERLEBIH DAHULU.
Berikut sedikit guidelines tentang Somalia Pirates:
Typical Pirate
Attacks:
- Biasanya perompak menggunakan 2 perahu sampan/Skiff/Speed boat (Dengan kecepatan mencapai 25 knots). Speed boat yg mereka gunakan biasanya dilengkapai dg 2 buah Outboard Engines ataupun single engine dengan 60 HP.
- Grup perompak/pirates bisa terdiri atas beberapa kapal. Namun demikian perahu yg digunakan untuk menyerang biasanya adalah 2 Speed boat.
- Berupa kapal ikan yang menarik/Towing 2 atau lebih dari speed boat untuk melakukan serangan.
- Perompak/pirates juga memiliki Mother Ship (Bisa berupa kapal ikan maupun kapal niaga), Mother ship ini digunakan untuk menampung tawanan, membawa crew pirates, perbekalan, minyak dan beberapa speed boat guna memungkinkan Pirates beroperasi dengan jangkauan yg lebih luas. Ciri khas dari Mother ship ini adalah kapal tersebut menarik/towing beberapa speed boat dibelakang mereka.
- Perompak Somalia juga dipersenjatai dengan Small arm fire (Senjata api ringan) dan Rocket Propelled Grenades (RPGs).
- Serangan bisa terjadi kapanpun, walaupun demikian berdasarkan statistic, kebnyakan serangan terjadi ketika menjelang pagi dan menjelang malam (early in the morning or First Light), Serangan juga kadang terjadi pada tengah malam terutama ketika terang bulan (Moon Light). Pun demikina terjadinya serangan pada malam hari sangatlah jarang.
Typical Attack Profiles:
- Umumnya Pirates menggunakan “Small high speed crafts” dg kecepatan sampai dengan 25 Knots dan mendekatai kapal dari arah Port quarter dan Buritan/stern kapal.
- Ketika menjelang malam dan menjelang pagi hari maka kewaspadaan perlu dilakukan dengan semaksimal mungkin.
- Belum pernah terjadi kapal dengan kecepatan diatas 15 Knots atau lebih menjadi korban penyerangan (No successful attacks have occurred on ships at 15 knots or more).
- Sifat2 kapal yg umumnya mudah terkena “ Pirates Attack”:
- Kapal dg kecepatan rendah (Low speed)
- Kapal rendah freeboard (Low Free Board)
- Planning dan procure yg kurang memadai/dipahami (Inadequate Planning & Procedures)
- Kurangnya kewaspadaan (Visibility low state of alert and / or evident self protective measure).
- Respon yg lambat (Slow response by the ships is evident).
- Memasang Dummy/Boneka/Patung yg menyerupai crew kapal ditempat2 strategis, hal ini akan memberikan kesan dari kejauhan akan banyaknya crew yg berjaga2 disekitar kapal, sehingga pirates akan berpikir dua kali untuk mendekat.
- Memasang pagar kawat disekitar Anjungan/Bridge, Bridge/Anjungan biasanya menjadi focus utama dari perompak untuk dikuasai.
- Menutup dan mengunci semua Portholes, ventilation, doors, hatches, watertight door dan semua access menuju akomodasi /Engine room/Machineries space/Bridge kapal.
- Memasang kawat berduri “Physical barriers/Razor wires” disekitar lambung kapal.
- Menyalakan water spray dan foam monitar kesekeliling kapal.
- Ikutilah petunjuk sesuia dg “Ship prepared contingency plan”
- Aktifkan SSAS (Ship Security Alert System)
- Pastikan AIS dalam kondisi “ON”
- Aktifkan emergency sound alarm dan buat PA Announcement “Pirates Attack” dan perintahkan semua crew menuju Designated Citadel.
- Buatlah Distress Call/Mayday Call di VHF Ch.16 (Untuk wilayah Gulf of Aden – Apabila VHF Ch.16 di block atau macet, maka back up Channel adalah VHF Ch.08), dan juga kirim “Distress message” via DSC.
- Lakukan panggilan telephone sesuai dg “Company emergency contact list”
- Dekati kapal lain dg cara altering course, perbesar CPA dari kapal bajak laut dengan menambah kecepatan kapal.
- Jika perlu lakukan Zig-Zag maneuvers (Dengan rate of turn tidak lebih dari 10 – 15 derajat) jika rate of turn terlalu besar maka kecepatan kapal akan turun drastic dan mudah bagi perompak untuk mendekat.
- Jika perompak sudah hampir boarding/naik kekapal, gunakan “Bow waves and Stern wash propeller” untuk membatasi/menghambat kapal pirates dari alongside/sandar dikapal.
- Aktivkan fire pump sebagai tindakan pertahanan/Defensive measure.
- Kumpulkan semua crew di Designated Citadel, jika tidak ada Citadel bisa dikumpulkan di Mess room.
Tindakan2 yg dilakukan jika “Pirates Boarded”
- Tetap tenang, Perompak dikapal adalah untuk membajak kapal sebagi tebusan dan bukan sengaja menyakiti crew kapal, jadi tidak perlu takut.
- Jangan membuat tindakan2/gerakan2 yg memancing kemarahan Pirates.
- Jangan melihat atau melotot kearah mata pirates.
- Jangan berbicara kecuali diminta dan jawablah pertanyaan seperlunya jika diminta oleh Pirates
- Jangan membuat gerakan yg tiba2/mengejutkan ataupun mencoba melarikan diri.
- Jika pirates meminta sesuatu, maka Master/Officer cukup menganggukan kepala kerah crew yg bersangkutan sebgai tanda persetujuan
- Ikuti perintah/saran2/guidelines yg diberikan oleh MSCHOA.
Demikianlah yang saya ketahui seputar IRTC, Somalia Pirates dan Gulf Of
Aden,
Terakhir marilah kita berdoa memohon keselamatan kepada Allah SWT agar
dijauhkan dari segala kejahatan (Baik berupa manusia, syaitan, maupun Jin). Aamiin.
Port Said, Egypt,
20 February 2015
Zie Ahmadi
nice borther...your best brother
BalasHapusThanks brother this lesson make help seaman conducted tes aramco..good luck.
BalasHapus